Dia dan Kaca Mata


Aku melihat dia berjalan menuju gedung bertingkat di seberang sana. Jalannya tegap dan biasa saja. Kemeja hitam, celana jeans casual, sepatu kets. Mengenakan kacamata. Rambutnya pendek tidak disisir hanya dirapihkan. Sedikit-sedikit menyapa.

Aku sih ya melihat saja. Sembari minum segelas jus stroberi duduk di halte bus. Membenarkan kacamata. Berganti arah pandangan ke arah bus datang. Tak lama, naiklah aku kedalam bus yang akan mengantarkanku pada rumah.

Tiba-tiba dia dan kacamatanya masuk kedalam bus dengan keadaan terengah-engah. Matanya mencari tmpat duduk yang kosong. Tepat disebelahku.Biasa saja.Kami sama-sama duduk dalam diam. Tapi mengapa hati tak bisa diam?

from Dia dan Kaca Mata (my tumblr)

Aku berniat menuju gedung bertingkat itu. Kalau-kalau aku bertemu dengan seorang berkaca mata dengan gaya retronya. Baru sekali lihat, aku rasa aku sudah terpikat olehnya. Tidak tahu kenapa.

Rambutnya panjang yang nanggung, berwarna hitam dan lurus. Karena tidak paham make up, aku cuma bisa mengatakan dia cantik dengan wajah naturalnya. Belum kenalan hanya menyapa dua kali. 

Dari seberang aku menoleh ke samping, ke halte bus. Mataku menangkapnya dan tanpa sadar aku tersenyum menyapa. Ia balas sebentar sembari membenarkan kacamatanya lalu mengalihkan pandangan ke bus yang datang.

Aku memahaminya, bahwa ia ingin segera naik. Lalu aku juga segera menyebrang, menuju bus itu. Tidak tahu kenapa, sepertinya syarafku bergerak tiba-tiba. Aku berhasil mencapai bus itu dengan napas yang terengah-engah. 

Mencarinya kemana pun ternyata duduk di bangku yang sebelahnya kosong. Rejeki. Aku langsung duduk tepat disebelahnya. Biasa saja. Mengatur napas. 

Kami sama-sama duduk dalam diam. Tapi mengapa hati tak bisa diam?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Membuatku Bertahan

Air Mata Terjun Bebas

Jujur ini... sakit