untuk mu
Teruntuk hati yang bening citranya terlantun kata sayang padanya merangkap ruang tanpa udara bilah cinta yang ada Relung merah nan suci membelai tulus jangan disakiti oleh pusara yang pergi tanpa pamit seakan tak pernah terjadi Ini hanyalah syair biasa ilusi emosi yang mengeuforia terkadang jatuh air mata yang tak pernah sampai padanya Teruntuk bulan yang setia berputar menyangga bumi tampak berbinar merajut indahnya sinar-sinar cerita klasik tak pernah pudar Teruntuk langit yang mengemban pelangi memuncak ruahnya cinta abadi oleh kilatnya mentari tak berujung ia menyayangi Teruntuk awan yang kembali hujan teruntuk mata yang tak bisa memejam teruntuk jiwa yang ditinggalkan pesan teruntuk mu wahai penorah kisahku biarlah berjalan sesuai waktu lika-liku telah berlalu lebih mudah menjadi masa lalu