Postingan

Menampilkan postingan dengan label catatan bahagia

Kita Semua Sedang Bertahan Hidup

Gambar
Kisah seorang pengidap distimia  Judul: I Want to Die but I Want to Eat Tteokpokki   Penulis: Baek Se Hee Penerbit: Penerbit Haru Tahun Terbit: Desember 2019 (Cetakan ke-4) Tebal: 236 hlm. "Hal apa yang aku inginkan? Aku hanya ingin mencintai dan dicintai. Dengan nyaman, tanpa rasa curiga" (hal. 186) Buku best seller di Korea Selatan ini karya seorang pengidap distimia (depresi ringan berkepanjangan) bernama Baek Se Hee. Ia merupakan seorang lulu san sastra yang telah lima tahun bekerja di sebuah penerbitan.  Kenapa aku beli dan baca buku ini? Karena penasaran dengan judul yang menggelitik. Kesan yang tampak dari buku ini adalah "aku ingin mati saja, tapi juga ingin makan jajanan kue beras." Rupanya saat sudah tidak ingin hidup justru sebenarnya kita sedang bertahan hidup (dan masih ingin hidup dengan alasan yang sederhana). Isi buku ini lebih ke percakapan antara penu lis dengan psikiater secara apa adanya dan ditulis ulang dari rekaman. Tidak ada yang ditambah-

Air

Gambar
"Kau tahu, sekeras apa pun aku mencoba ternyata tidak bisa lupa juga. Saat air perasan jeruk itu tumpah di kemeja putihku. Piring berisi nasi goreng seafood pecah begitu saja di lantai, mengenai sepatuku sedikit. Raut wajahmu yang sempat mematung mulai memerah dan panik. Membuat heboh hampir seisi kedai. Satu pelayan menghampiri sedangkan kau buru-buru mengambil tisu. Aku masih mencerna hal yang terjadi. Segala keheranan ditambah malu namun, juga tersipu. Ternyata jika diperhatikan, kau manis juga. Semula ingin marah akhirnya sirna. Kau serahkan segulung tisu tebal padaku karena tidak mungkin kau juga yang mengelap noda di bajuku. Tidak, nodanya tidak bisa hilang. Padahal siang itu aku masih harus rapat di kantor. Sebagai permintaan maaf kau sengaja ingin mengganti kemejaku dengan yang baru. Untunglah kedai di dekat kantorku itu juga dekat dengan mall. Kau memaksa agar aku ikut bersamamu memilih baju baru. Aku sih tidak mau buru-buru, tetapi apa daya waktu telah menunggu. Se

GALAU

Gambar
Kata galau sepertinya tidak akan pegi dari hidup ini. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur tidak serta merta mengusir 'galau' dari kehidupan. Ia selalu ada dan terus datang. Waktu umur 6 tahun kita galau tentang bagaimana bisa mendapat ranking satu atau punya banyak teman. Saat usia 12 tahun mulai cinta monyet dan galau karena ujian sekolah. Usia 14 galau menentukan mimpi-mimpi. Usia 18 galau soal percintaan, saking banyaknya kegiatan sekolah, jurusan kuliah atau lanjut kerja saja. Usia 20 galau tentang tugas akhir, cinta, persahabatan, ujian, meniti karir. Usia 23 galau susah dapat pekerjaan. Usia 25 galau kapan nikah.  Wah panjang... dan banyak lagi galau-galau yang dirasakan. Jelas mengganggu sekali. Rasanya bak ketiban beban berat yang untuk diangkat saja tak sanggup. Enggan melakukan apapun, berdiam diri atau menangis saja. Tidak bergairah, bingung berkepanjangan. Mengantuk tapi tidak bisa tidur, jika tertidur hati tak tenang. Ada bahkan sering sek