untuk mu
Teruntuk hati yang bening citranya
terlantun kata sayang padanya
merangkap ruang tanpa udara
bilah cinta yang ada
Relung merah nan suci
membelai tulus jangan disakiti
oleh pusara yang pergi
tanpa pamit seakan tak pernah terjadi
Ini hanyalah syair biasa
ilusi emosi yang mengeuforia
terkadang jatuh air mata
yang tak pernah sampai padanya
Teruntuk bulan yang setia berputar
menyangga bumi tampak berbinar
merajut indahnya sinar-sinar
cerita klasik tak pernah pudar
Teruntuk langit yang mengemban pelangi
memuncak ruahnya cinta abadi
oleh kilatnya mentari
tak berujung ia menyayangi
Teruntuk awan yang kembali hujan
teruntuk mata yang tak bisa memejam
teruntuk jiwa yang ditinggalkan pesan
teruntuk mu wahai penorah kisahku
biarlah berjalan sesuai waktu
lika-liku telah berlalu
lebih mudah menjadi masa lalu
terlantun kata sayang padanya
merangkap ruang tanpa udara
bilah cinta yang ada
Relung merah nan suci
membelai tulus jangan disakiti
oleh pusara yang pergi
tanpa pamit seakan tak pernah terjadi
Ini hanyalah syair biasa
ilusi emosi yang mengeuforia
terkadang jatuh air mata
yang tak pernah sampai padanya
Teruntuk bulan yang setia berputar
menyangga bumi tampak berbinar
merajut indahnya sinar-sinar
cerita klasik tak pernah pudar
Teruntuk langit yang mengemban pelangi
memuncak ruahnya cinta abadi
oleh kilatnya mentari
tak berujung ia menyayangi
Teruntuk awan yang kembali hujan
teruntuk mata yang tak bisa memejam
teruntuk jiwa yang ditinggalkan pesan
teruntuk mu wahai penorah kisahku
biarlah berjalan sesuai waktu
lika-liku telah berlalu
lebih mudah menjadi masa lalu
Komentar
Posting Komentar