Postingan

Hakekatnya

pada akhirnya, aku memang tidak cukup baik dalam lingkaran yang membuatku nyaman. tinggi akan ego, kesenangan dan idealisme. menuntut hal kecil untuk jadi sesuatu yang nyaman bagiku. namun, pada dasanya semua itu hanya untuk diriku sendiri. bukan dari prespektif tiap kepala yang ada didalamnya. bukanlah lagi bisa disebut lingkunan kita tapi lingkungan ku seorang. lalu, ketika semua yang berada dalam lingkunagn idealisme itu mulai melepaskan diri atau bisa dibilang sedang berada diluarnya, aku benar- benar sendiri. hanya sepintas tamu numpang lewat yang cukup menghibur.  bukti besarnya adalah dengan apa yang tertulis disini. semua tentang aku, aku dan dia ataupun mereka yang aku anggap sebagai kita. padahal bagi mereka mungkin aku hanya aku yang tak lebih dari sekedar ada. memang hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. ini berarti makhluk yang membutuhkan makhluk lain dalam segala proses kehidupan yang dijalaninya. tetapi membutuhkan bukan berarti ketergantungan. karena manusia jug

merah muda

Terjatuh pada teruntum merah muda. bukan lagi soal rasa dan asa. melainkan emosi seni adiwarna. lantunan kecil kemayu. pada angin yang hembus sendu. di lingkar pena serdadu buatan hari beku. cita asa rasa merah muda. pelik di titik titik meraa. sayangku bukan sayangmu. akan jatuhnya di teruntum merah muda nan berdebu. ars.

Pada Hari Menetap Hujan

Dari sudut pandangku terhadap layar dan tulisan, ternyata hujan dimana- mana banjir pun ada saja.  disana mendung. disini hujan ada lagi banjir. Menetap hujan. hebat. jangan salahkan mendung kalau nantinya hujan.jangan salahkan hujan kalau nantinya banjir. dan jangan salahkan banjir kalau nantinya berduka. yaa ga semuanya berduka sih. nikmati aja segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya. gimana kita baik-baiknya menyikapinya. gimana kita setulus-tulusnya menerimanya. gimana kita sebenar- benar memahaminya. memang hal-hal seperti itu gabisa asal bicara dan ga mudah untuk melakukannya. tapi ada satu hal yang mungkin aja bisa menjadi rekomendasi. senyum. mau terpakasa atau ngga setidaknya senyum adalah obat penawar yang ga butuh resep dan takaran.  pagi mendung, hujan, tak ada inspirasi, tak ada pikiran, tak ada keinginan untungnya masih berperasaan rasa yang berkata "jangan salahkan hujan, atas apa yang terjadi padamu hari ini. jangan salahkan hujan pula,

Januari

ohh.. hai ga kerasa taun udah berganti lagi. berlanjut begitu saja. biasa saja tak yang istimewa. kali ini aku berada di tempat nan jauh dari jiwaku yang sebenarnya. jarang- jarang ada waktu kosong, dimana aku bebas berimajinasi kemana pun, dimana aku bebas berpikir hal yang ga sempat aku pikirkan,  dimana aku bebas akan aku dan pikirku. ini januari, kebiasaannya pada pukul 12 siang langit mulai mendung. yaa terkadang hujan atau hanya gerimis. lalu jam 3 mulai berhenti. tetap mendung, dingin dan berangin. januari.. kebiasaan yang gak terlalu buruk.  aku cukup menikmatinya.  apa yang kau pikir tentang januari? sama kah? yang ku pikir.. selain kebiasaannya tapi keinginnanya juga. ingin pulang, marshmallow, tahu petis, spageti, tek wan, bakso. masih ada januari lain yang mungkin saja keinginnanya berubah lagi. aku jelas beda dengan januari.. aku masih saja sama, sama seperti dulu kebiasaanku sama, keinginanku juga sama. kalau saja aku bertemu peter pan yang

sapardi djoko damono

Pada Suatu Pagi Hari Maka pada suatu pgi hri ia ingin sekali menangis Sambil berjalan tunduk epnjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rntik-rintik Dan lorong sepi agar ia bisa berjalan Sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa Ia tidak ingin menjerit- jerit berterik- teriak mengamuk Memecahkan cermin membakar tempt tidur Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri Dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pda suatu pagi Percakapan Malam Hujan Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang dan Payung, berdiri di samping tiang listrik. Katanya kepada lampu jalan, “ tutup matamu dan tidurlah. Biar kujagaa malam.” “kau hujan memang suja serba kelam serba gaib serba suara Desah; asalmu dari laut,langit, dan bumi; kembalilah, Jangan menggodaku tidur. Aku sahabat manusia. Ia suka terang.”  

november

sekarang november... berapa banyak cerita yang terlewat hmm bukan terlewat, tapi hanya tak tersampaikan tak apa rela saja penggalan kisah ini tidak ada yang hilang masih ada disini pada bait hati ini

Daun

mula-mula satu jadi dua bertambah tiga semua enam daun mengering menjadi kuning bertambah banyak semua terjatuh terbawa angin liar entah sampai mana troposfer atau exosfer? yang jelas dia menghilang mungkin datang lagi menjadi humus teman-temannya