Dear..


Dear you,
Hai rein... aku baik, bagaimana dengan mu? Gak disangka ternyata kau bisa menemukan alamatku juga.  Yaa setelah kejadian itu hampir semuanya berubah. Aku juga meraskannya. Agak sedikit aneh yaa?
Hmm tentu saja rein, semua akan baik- baik aja kok. Dilain hal mungkin aku juga yang menghindari semuanya. Aku hanya ingin bersikap seperti biasa, tapi sepertinya itu kurang berhasil. Aku seperti berbohong pada diri sendiri. Aku yakin sejak awal pasti semua akan baik.  Tapi entahlah, ada yang selalu mengganjal. Aku berusaha melepaskan itu semua dan kau tau sendiri itu berat. Kadang aku merasa tidak mampu lagi. Maaf...
Yaa bukan salah mu. Aku benar- benar menyesalinya. Aku juga tidak tau harus apa. Mungkin aku seperti tidak peduli atau semacamnya, tapi kau tau aku pun merasa sakit. Terimakasih rein, kau mau menerimaku. Menerima teman- temanmu dengan tulus. Maaf tidak bisa mengerti perasaanmu karena itu lebih sulit dari mengerti akan dunia. Memang dari awal sudah rumit, jadi kita bisa perbaiki satu per satu bukan?. Yaa itu sudah beberapa tahun yang lalu. Tapi masih bisa kan?
oiyaa jujur saja aku masih heran bagaimana kau tau alamatku hah?. Disosial media akan lebih mudah bukan?. Kau ini masih jadi anak cengeng yang manja? Iseng, aneh, cerewet, serba ingin tau? Hahaaa. Kau itu sudah besar jangan jadi orang yang memalukan. Be Diligent!
Remembrances,
Alsena
29 Maret 2013

Tak ku sangka dia mambalasnya. Dia itu kan orang sok cuek, aku pikir dia gak akan membalasnya hehe, tapi aku senang’. Sepucuk surat dengan kertas biru muda itu dari kawan lamanya. Dilipatnya kembali dan ditaruhnya ke buku biru muda bergambar monyet lucu. Ia tersenyum. Tetapi lama-lama ia seperti ingin menangis. ‘ aku tidak boleh mengangis. Kalo aku menangis itu artinya aku kalah lagi, kalah dengan perasaan yang percuma, kalah dengan waktu yang berlalu. Jika waktu berulang dari awal, apakah akan sama?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Membuatku Bertahan

Air Mata Terjun Bebas

Jujur ini... sakit